"Janji jangan tinggalkan I ? Pinky promise ? " Elina mengangkat jari manisnya . Akmal hanya tersenyum , memegang erat tangan Elina lalu mencium pipinya . "Of course I wont leave u darling . I love you" Elina hanya tersenyum menandakan hatinya puas mendengar jawapan tersebut .
5 tahun berlalu , air matanya mengalir membasahi pipi . Kepalanya berada di atas bantal putih dan badannya di atas tilam hospital yang tidak berapa selesa. Matanya tertutup rapat , mengimbau kenangan silam yang tidak mungkin akan dia lupakan . .
"Dear , I'm sorry to say this . But . . We must end our relationship . Cukup la sampai sini . " Air mata Elina mengalir deras . Dia tidak mampu untuk menahannya . "But why darling.... You.. Promised me..." Elina tidak mampu untuk berucap . Badannya terasa lemah seperti ada sesuatu yang menikam dadanya . "I'm sorry... Actually , I kna cancer hati . . I ada berapa bulan ja lagi nk hidop . . I tak nak you sedih , derita sebab I , I'm really really sorry Elina . " Elina tidak mampu untuk menahannya lagi . Gadis bermata kelabu berdarah campuran Swedish-Melayu itu seolah-olah histeria lalu menjerit "BUT YOU PROMISED ME AKMAL ! YOU PROMISED ME THAT YOU WON'T LEAVE ME , EVER ! BUT NOW ? 5 FUCKING YEARS I HAVE BEEN FAITHFUL TO YOU , BUT THIS IS WHAT I GET ? LOOK AT WHAT HAVE YOU DONE TO ME ! YOU.." *PAK* satu tamparan berbisa hinggap di pipinya . "KAU JANGAN BANYAK CAKAP AH ! DAH AKU KATA PUTUS , PUTUS AH ! MUKTAMAD !" Akmal melepaskan geramnya lalu melangkah keluar dari
"Nice chatting with you , lega sikit hati I nie . Best laa chat dengan you but what can I do , time moves . Sorry hey I've got to go now . Catch you anytime , and here's my phone number . " "Okay , sure . Dah nak pukul 10 dah ni . 4 jam kita chat ? WOW ! Byee ! Careful tau ! And remember , NO MORE TEARS !" mereka mengakhiri perbualan , selepas membayar bill , Elina melangkah keluar dari
"Elina . . Tolong la bangun . . Ya Allah . . Sedar pon . ." . . "I... I dekat mana ni ?" suara Elina tersekat-sekat . . Mata Wiena merah dan berair . . "You menangis ke ?" Wiena mengesat matanya , "You ada kat hospital seka..." "Akmal mana ?" Wiena terdiam . . ' Cinta & sayang Elina terhadap Akmal tak akan hilang . " "Dia..." Wiena menjawab . . "Is he fine ?" Wiena terdiam dan air matanya tidak berhenti mengalir . . Wiena menarik curtain hospital . . Dan . . "AKMAL ! " Elina bersuara separuh menjerit . . "Shhh , Akmal's condition is getting worse now . . He needs a donor " Air mata Elina terus bercucuran tanpa henti . . "I sengaja pilih ward ni . I ternampak nama Akmal tadi . . I tau mesti you rindukan dia . . Kalau you tak suka , sorry lah . ." "It's okay . i love it , yeah . I can't deny it . I miss him so much . . " Lantas Elina cuba untuk bangun tetapi dihalang oleh kesakitannya . . "Arghh ." "Sis , don't move a muscle . You need a rest . . " Wiena membetulkan posisi Elina . . "But I want to kiss him . . I miss him so much . . " Mmmuah!" Wiena lantas mencium pipi Elina . . "Gila la you nie , " Elina tertawa kecil . . Wiena hanya tergelak besar . "Eeee . Geli mulut I . Lap la . Kang jerawat kang susah ! " "I'm not a lesbo . My heart belongs to Akmal ! " Elina ketawa . . Perlahan-lahan . . Hilai ketawanya hilang , muka sedihnya muncul di wajah Elina yang kian pucat . . "Wiena , can you do me a favour please ?" "Yeah sure , why not . Anything for you . " Wiena tersenyum . "Tell the doctor , Akmal's parents and my parents . . I nak derma hati I kat dia . . But please , keep this as a secret . Away from Akmal okay ? Promise me . " "You gila ka ? Takkan you sanggup nak..." "Promise me!" Air mata Wiena turun renyai-renyai . "I promise . " Elina tersenyum pahit . Setitis air mata gugur dari matanya . ' Aku sayang kau , Akmal . ' "Wait , where the heck are my parents ?" Elina menujukan soalan itu dengan muka yang bingung . "I think ada kt airport right now . On the way do Denmark , work . " wajah sugul Elina kembali . . " Sampai hati mama . . Sampai hati papa . . " Elina hampir menangis . . Wiena hanya menepuk bahu kawannya . . Menenangkan Elina . . "Jap eh ? I want to go out for a while , inform the doctors and then call your parents for permission . . And yeah after that I'll call Akmal's parents" "Sure . Go on , take care okay ?" Wiena melangkah keluar . . Elina hanya memandang wajah Akmal . . Air matanya mengalir sederas-derasnya . . Elina cuba untuk bangun . . Dan . . "Arghh . ." Elina rebah . . Dia mencuba sedaya upaya untuk bangun dan naik ke kerusi roda . . 'Akhirnya ! Sampai juga kat kerusi roda nie . ' Elina perlahan-lahan bergerak ke arah Akmal . . Membelai rambutnya . . Mengucup pipi dan dahinya buat kali terakhir . . " I love you forever , Akmal.." Elina membisik perlahan di telinga Akmal . . Air matanya semakin deras . .
"Elina , your parents approve you nak derma your liver untuk Akmal , I've informed this to Akmal's parents and the doctor , doctor kata boleh saja . And yes Akmal's parents are happy and jap lagi , they want to meet u " Elina tersentak . . "Oh Wiena ? Cepatnya sampai ?" "Yea , doctor kat bilik sebelah je . . Urm . . You sure about this Elina ? " soalan itu bagaikan petir menyambar telinga Elina . "You tak percayakan I ?" " I percaya , tapi . You sanggup buat macamtu kat orang yang dah tampar you ? Dah malukan you ?" Elina geram . "YES ! Memang dia dah tampar I , tapi sikit pun I tak hairan ! I SAYANGKAN DIA ! FULL STOP ! "Wiena tersentak . "Okay2 sorryy . I didn't mean to . I know how much you love him . It's just . . This is the biggest sacrifice I've ever seen in my whole entire life ! " suasana menjadi senyap . . Elina memulakan perbicaraan . "So , bila operation aku ?" "Esok" .
'Aku buat semua ni , untuk Akmal . Akmal , I love you . I hope , you'll be happy after this . Sampai sini saja pengorbanan I untuk you , sayang . I sayang you sangat-sangat .' Elina memejamkan matanya . . Air matanya mula mengalir deras apabila kenangannya bersama Akmal diputarkan semula . "Hey Elina , be strong okay ? You're doing a great and huge thing ." Elina hanya tersenyum pahit terdengar kata-kata Dr . Maya . Selepas meletakkan topeng bius di muka Elina , Air mata Dr. Maya gugur . Dia tersentuh dengan keberanian Elina yang sanggup mempertaruhkan nyawanya demi Akmal . Air mata Elina masih lagi deras , "Akmal......" itu sahaja yang mampu diucapkan . .
Sehingga hari ini , Akmal masih tidak menyedari bahawa hati yang di dalam tubuhnya adalah milik sang kekasihnya yang sudah tiada . . "Mama , siapa penderma hati ni ? Akmal nak jumpa dengan dia . Akmal nak ucap terima kasih kat dia . " Akmal masih menunggu jawapan daripada ibunya . Air mata Pn . Rashidah hanya mampu mengalir deras . . ' Elina , sayang . Elina . . '
-END-